KALIREJO – Keguyuban dan kerukunan dari warga masyarakat
Kampung Kaliwungu, tampaklah masih kental dan selalu dipertahankan. Hal
itu terbukti dari peringatan dan tasyakuran hari jadi kampungnya yang
ke-58, yang digelar pada Jum’at malam kemarin.
Dalam peringatan hari jadi kampung tersebut, sekaligus juga
memperingati Tahun Baru Islam 1432 H. Dan seluruh warga kampung,
terutama warga Muslim melaksanakan ibadah Istighozah dan do’a bersama.
Hal itu dilakukannya, sebagai wujud dan bentuk rasa syukur
kepada Allah SWT, atas limpahan berkah dan rahmat-Nya, yang diberikan
kepada Kampung Kaliwungu dan warga masyarakatnya.
Seperti dikatakan salah seorang tokoh masyarakat Kaliwungu,
Drs.Hi.Syaibani, bahwa Istighozah merupakan kegiatan ibadah umat Islam,
terutama kaum Nahdliyin, yang tujuan utamanya adalah berdo’a bersama ,
memohon kepada Allah SWT agar khususnya Kampung Kaliwungu, tetap
kondusif dari segala aspek kehidupan. Dan juga diberikan keberkahan,
kedamaian, kemajuan dan kemakmura, gemah ripah loh jinawi, toto titi
tentrem kerta raharja. Serta senantiasa menjadi kampung yang baik, yang
selalu mendapat ampunan dari Allah SWT, ”Baldatun Toyibatun Warobbun
Ghofur”.
Masih dikatakan Syaibani, terkait dengan peringatan Tahun Baru
Islam, hendaknya momen ini, dapat dan mampu memberikan pencerahan untuk
kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Oleh karena itu untuk
mencapai hal tersebut, masyarakat harus mampu menghilangkan 3 macam
penyakit, yaitu kurang disiplin (kudis), kurang rapi (kurap) dan kurang
teliti (kutil). Dan terkait dengan Kampung Kaliwungu, diharapkan 3 hal
pula, yaitu, menyatunya antara pemimpin (umaro) dan ulama, lalu
menyatunya pemimpin dan bawahannya, dan menyatunya aparat dengan
rakyatnya. Sehingga jika hal itu bisa diwujudkan, akan tercipta sebuah
kampung yang kondusif.
Kepala Kampung Kaliwungu, Puspito Hadi Prabowo, dalam
sambutannya saat membuka acara tersebut, menyampaikan, bahwa kegiatan
diatas secara rutin dilakukan di kampungnya,yaitu secara bergilir setiap
tahun dari dusun satu ke dusun lainnya.
Dikatakannya, dengan peringatan hari jadi kampung dan
peringatan Tahun Baru Islam, dapat dimaknai secara positif. Kegiatan
Istighozah dan do’a bersama yang dilaksanakan merupakan upaya untuk
memohon kepada Allah SWT, agar Kampung Kaliwungu, senantiasa dijauhkan
dari bala dan bencana.
Selain kegiatan Istighozah, juga diadakan pagelaran kesenian
Wayang Kulit. Terkait pementasan kesenian Wayang Kulit tersebut, Bowo,
mengatakan, selain sebagai sarana hiburan atau tontonan, hendaknya
pagelaran Wayang Kulit tersebut dapat dijadikan tuntunan.
Seperti apa yang disampaikan oleh Ustd. Milatudin, bahwa pada
awalnya, wayang Kulit dikembangkan oleh Sunan Kalijaga, sebagai sarana
dakwah terutama dalam rangka syiar Islam dipulau Jawa. Dan ditinjau dari
kacamata Islam, Wayang, merupakan gambaran kehidupan manusia di alam
dunia. Dikatakannya, bahwa, barang siapa berbuat keburukan dan hal yang
tercela, akan mendapat laknat dan azab dari Allah SWT, dan sebaliknya,
barang siapa yang berbuat kebaikan, akan mendapat nikmat dan pertolongan
dari Allah SWT, akan tetapi perjalanan tidak selamanya mulus. Dalam
berbuat kebaikan selalu ada rintangan dan godaan sebagai ujian. Oleh
karenanya dibutuhkan, sifat yang sabar dan tawakal (berpasrah diri
kepada Allah). Dan di dalam pewayangan, siapa yang mengalah, sabar dan
tawakal akan ”Luhur Wekasane” yaitu akan mendapat kemuliaan di kemudian
hari.
Masih menurut, Milatudin, bahwa, dalam nama-nama tokoh
pewayangan mempunyai makna yang mendidik. Yaitu diantaranya, Semar, dari
asal kata Samir, yang artinya tetap pada pendirian, lalu Petruk, yang
berasal dari kata Fatruk, yang artinya tinggalkanlah, kemudian Bagong,
dari kata Albagho, yang artinya tercela, dan Nolo Gareng, dari kata nala
khoiron, yang artinya peroleh kebaikan, serta ada juga tokoh Janaka,
yaitu dari asal kata Janatuka yang artinya syurga.
Jadi yang bisa kita petik dari tokoh pewayangan, Semar,
Petruk, Bagong dan Nolo Gareng, serta Janaka, dapat kita maknai, Bahwa
manusia hidup di dunia, haruslah tetap dalam pendirian, tinggalkan
hal-hal yang tercela, untuk memperoleh kebaikan dan kenikmatan yang ada
di Syurga, pungkasnya. (den/bil)
Gelar Istighozah Dan Wayang Kulit Ultah Kampung Kaliwungu
Dian Akbar.J.ASearch
Akbar Riqsa. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar